Nabi Muhammad saw: Al-Qur'an Berjalan

Nabi Muhammad adalah Al-Qur'an Al-Majluwwu. Sebab itu, ulama memujinya, "Kesempurnaan akhlak Rasulullah saw. tidak akan pernah habis, sebagaimana makna-makna Al-Qur'an yang tidak akan pernah habis".

· 2 menit untuk membaca
Nabi Muhammad saw: Al-Qur'an Berjalan

Zawaya.id – Sudah maklum, bahwa salah satu tujuan diutusnya para Nabi dan Rasul yang bersinggungan dengan penciptaan manusia adalah penghambaan diri kepada Allah sebagaimana firman Allah swt. "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku," (Q.S. Adz-Dzariyat: 56).

Dalam ayat lain, Allah swt. berfirman,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

"Sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah tagut itu'. Di antara umat itu, ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka, berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (Q.S. an-Nahl: 36).

Untuk merealisasikan risalah tersebut, para rasul seluruhnya dibekali dengan mukjizat berupa hal-hal menakjubkan yang bertujuan untuk mengalahkan tantangan para musuh, menambah wibawa, memperkuat dan meyakinkan dalam berdakwah, dan sebagai bukti bahwa pemiliknya benar-benar seorang nabi dan rasul.

Sebagai nabi terakhir, Nabi Muhammad saw. juga dibekali dengan ribuan mukjizat yang bahkan melampaui mukjizat para rasul sebelumnya. Namun, yang paling besar dan istimewa dari mukjizat Rasulullah saw. yang sampai sekarang masih eksis; dirasakan oleh umat manusia adalah Al-Qur'an.

Ragam Al-Qur'an menurut Ulama Tasawuf

Menurut sebagian ulama tasawuf, Al-Qur'an dibagi menjadi dua. Pertama, Al-Qur'an Al-Matluwwu. Secara harfiah, Al-Qur'an Al-Matluwwu artinya 'Al-Qur'an yang dibaca'. Maksud dari 'Al-Qur'an-yang-dibaca' adalah sebagaimana pengertian Al-Qur'an yang lumrah didefinisikan oleh Ulama Ulumul-Qur'an, yaitu, "Kalam Allah SWT yang mengandung mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril, tertulis pada mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya bernilai ibadah, dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas".

Kedua, Al-Qur'an Al-Majluwwu. Secara harfiah, Al-Qur'an Al-Majluwwu artinya 'Al-Qur'an-yang-disingkap' atau 'Al-Qur'an-yang-dipandang'. Dalam konteks ini, maksud dari Al-Qur'an Al-Majluwwu adalah kehidupan Rasulullah saw. yang merupakan manifestasi riil Al-Qur'an.

Rasulullah saw. sebagai Manifestasi The Living Qur'an

Dalam kitab "Nasywatul Afrah Syarhu Qasidati Rahatil Arwah", hal. 143, karya Syekh Abdul Hadi Naja Al-Abyari al-Azhariy, dijelaskan bahwa ketika pada diri suci Baginda Terkasih Rasulullah saw. terkumpul Sifat Kamal, Jalal, dan Jamal yang tidak bisa dijangkau dan dikalkulasikan oleh siapa pun. Allah swt. memuji kekasihnya dalam Al-Qur'an,

وَاِ نَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur."
(Q.S. Al-Qalam [68]: 4)

Dalam ayat ini, Allah swt. menyifati Rasulullah saw. dengan nama-Nya, " العظيم ". Allah swt. juga menambahkan pujian pada Rasulullah saw. dengan mendatangkan kalimat " على " sebagai isyarat bahwa Rasulullah saw. diutus dengan membawa kemuliaan akhlak yang sangat luar biasa; tiada satu pun makhluk yang bisa sampai pada keagungan akhlak Baginda Rasul saw.

Karenanya, ketika Sayidah Aisyah r.a. ditanya perihal akhlak Rasulullah saw., dia menjawab, "Akhlak Nabi saw. adalah Al-Qur'an".

Mengenai penjelasan hadis (jawaban Aisyah) tersebut, para ulama mengatakan,

أن كمالات خلقه لا تتناهى كما أن معاني القرآن لا تتناهى

"Kesempurnaan Akhlak Rasulullah Saw tidak akan pernah habis, sebagaimana makna-makna Al-Qur'an tidak akan pernah habis".

Karena itu, para Ulama menyebut Rasulullah saw sebagai Al-Qur'an al-Majluwwu.

Sulthān Al-āsyiqin, Ibnu Al-fāridh bersenandung,

وعلى تفنن واصفيه بمدحه # يفنى الزمان وفيه ما لم يوصف

Beraneka ragam pujian untuk kekasihku Rasulullah Saw, Namun selama apa pun masa akan punah, akan masih banyak pada diri kekasihku yang belum terungkap.

Baca juga tulisan lain terkait Nabi Muhammad saw. dan artikel menarik lainnya dari Maulana Ramdhan

Related Articles

Mengulas Penafsiran terhadap Al-Kautsar
· 3 menit untuk membaca
Sayidah Sukainah: Cicit Rasulullah yang Progresif
· 2 menit untuk membaca
Akhlak Rasulullah saw. Ketika Disakiti
· 1 menit untuk membaca
Selaksa Kebaikan Ramadan
· 2 menit untuk membaca
Hadiah Allah untuk Jiwa-Jiwa Pemaaf*
· 1 menit untuk membaca