Zawaya.id–Rasulullah saw. diutus ke muka bumi dengan tujuan untuk menyempurnakan akhlak kaum manusia, serta menjadi rahmat bagi semesta alam. Tak hanya melalui ucapan (hadis), beliau juga mencontohkan secara langsung kepada kita, bagaimana seharusnya bersikap kepada teman, keluarga, lingkungan, bahkan kepada orang yang memusuhi dan menyakiti kita.
Sebagai contoh, diceritakan bahwa ketika wajah Rasulullah saw. terluka pada Perang Uhud, para sahabat berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah, doakanlah keburukan kepada mereka yang telah menyakitimu!”
Bukannya mengiyakan, Nabi Muhammad justru menjawab,
“Sungguh, wahai Sahabatku, aku tidak diutus untuk melaknat, tetapi, aku diutus untuk mengajak, serta menebar rahmat.”
Tak hanya cukup sampai di sini, Rasulullah saw. juga mendoakan kebaikan atas orang-orang yang menyakiti beliau.
“Ya Allah, berikanlah petunjuk bagi kaumku. Sungguh, mereka tidak mengetahuinya.”
Pada saat pembebasan kota Makkah, Rasulullah bertanya kepada orang-orang yang dulu menyakiti dan memusuhi beliau.
“Tahukah kalian, apa yang akan aku lakukan kepada kalian?” begitu tanya Rasulullah. Mereka pun menjawab,
“Kebaikan (yang akan engkau lakukan). Engkau (adalah) orang yang mulia, putra dari orang yang mulia.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Pergilah! Kalian adalah orang yang bebas.”
Demikianlah Rasul meneladankan kemuliaan akhlak bagi kita—para umatnya. Kewajiban kita sebagai umat beliau adalah mencintainya. Ada banyak cara untuk membuktikan kecintaan kita pada Rasulullah saw. Salah satu di antara banyak cara tersebut adalah dengan berusaha meniru akhlak mulia beliau semaksimalnya. Paling tidak, kita bisa memulainya dengan memberi balasan kebaikan terhadap orang-orang yang menyakiti hati kita.
Baca juga tulisan lainnya terkait Rasulullah saw.