Penyair yang Tidak Berani Membuat Syair Pujian untuk Rasulullah saw

Seluruh pujian kepada Nabi saw. belum cukup dan tuntas untuk menggambarkan sosoknya. Sekalipun sesungguh apapun para pemuji memperbanyak dan berlebih-lebihan dalam memujinya.

· 1 menit untuk membaca
Burdah al-Bushiri, syair-kasidah yang berisi banyak sekali pujian untuk Rasulullah saw., gubahan al-Imam al-Bushiri.
Burdah al-Bushiri, syair-kasidah yang berisi banyak sekali pujian untuk Rasulullah saw., gubahan al-Imam al-Bushiri.

Zawaya.id–Beratus-ratus, bahkan beribu-ribu jilid kitab telah ditulis oleh ulama untuk menceritakan dan memuji pribadi Nabi kita, Muhammad saw. Ada yang berbentuk prosa (natsr), ada juga yang berbentuk puisi (syair), ada yang murni pujian, ada yang murni sejarah beliau. Tidak ada tokoh sejarah yang, kepribadian serta cara hidupnya, ditulis sedetail-detailnya sebagaimana Rasulullah saw.

Namun, siapa sangka, ternyata, sebagian ulama atau para penyair kurun terdahulu tidak berani membuat pujian untuk Rasulullah Saw.
Lantas apakah alasannya?

Sudah maklum bahwa salah satu jenis syair Arab adalah syair madih (pujian). Syair yang di dalamnya terkandung pujian terhadap orang tertentu. Untuk membuat madih ada syarat-syarat tertentu, di antaranya adalah harus objektif. Dalam arti, penyair tidak boleh berlebihan dalam memuji, tetapi juga tidak boleh mengurangi pujian.

Oleh sebab alasan itulah, sebagian penyair kurun terdahulu, seperti Abu Tamam dan Al-Walid tidak berani membuat madih untuk Rasulullah saw. Sebab, sedalam dan seindah apa pun makna pujiannya untuk Rasulullah saw., tetap tidak akan cukup untuk menggambarkan kemuliaan dan keindahan Rasulullah saw.

Sulthan Al-Asyiqin Ibu Al-Faridh bersenandung,

وعلى تفنن واصفيه بمدحه #يفنى الزمان وفيه مالم يوصف

"'Beraneka ragam pujian untuk kekasihku, Rasulullah saw.
Namun, selama apa pun masa akan punah, akan masih banyak pada diri kekasihku yang belum terungkap.'"

Al-Arif Billah Al-Sarraj bin Al-Faridh ketika dimimpikan seseorang, Ia ditanya, "Kenapa engkau tidak tidak memuji Nabi Muhammad saw.?"

Ia menjawab,

أرى كل مدح في النبي مقصرا #وإن بالغ المثني عليه فأكثرا

إذا الله أثنى بالذي هو أهله #عليه فما مقدار ما تمدح الورى

"'Seluruh pujian kepada Nabi saw belum cukup dan tuntas untuk menggambarkan sosoknya,
Sekalipun sesungguh apa pun para pemuji memperbanyak dan berlebih-lebihan dalam memujinya
Jika Allah sudah memuji kakasihnya,
Lalu apa nilai pujian manusia?'"

Imam Bushiri dalam Burdah-nya bersenandung,

فإن فضل رسول الله ليس له #حد فيعرب عنه ناطق بفم

"'Sesungguhnya keutamaan-keutamaan Rasulullah saw tak terbatas. Sifat-sifatnya pun tidak terbilang,
Hingga tak ada satu pun pembicara yang dapat melukiskan puncak keutamaan Rasulullah saw yang tiada batasnya.'"

Rujukan

  1. Syifa' Al-Qalb Al-Jarih Bi Syarhi Al-Budah Al-Madih, hal. 88
  2. Rahiq Al-Wardah Syarah Al-Burdah, hal. 6

Baca tulisan lainnya terkait Rasulullah saw. atau artikel menarik lainnya dari Maulana Ramdhan

Related Articles

Benarkah Iblis Dibelenggu Saat Ramadan?
· 2 menit untuk membaca
Kirim Doa pada Hari-Hari Tertentu; Bolehkah?
· 2 menit untuk membaca
Mercon Blanggur, Kegembiraan atau Hanya Penghamburan??
· 2 menit untuk membaca
Nabi Muhammad saw: Al-Qur'an Berjalan
· 2 menit untuk membaca
Sayidah Sukainah: Cicit Rasulullah yang Progresif
· 2 menit untuk membaca