Zawaya.id–Setiap kali menjelang bulan Ramadan tiba, Rasulullah saw. istikamah memberi mauizah kepada para Sahabat perihal kemuliaan bulan Ramadan. Ya, bisa kita terka bahwa, tujuan dari mauizah tersebut adalah sebagai penyulut semangat untuk terus melakukan amal kebaikan, baik amal yang berhubungan dengan Allah atau amal yang berhubungan dengan sesama.
Di antara mauizah tersebut ialah sebagaimana terekam dalam hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Salman ra, beliau berkata, “Pada akhir bulan Syakban, Rasulullah saw., bersabda di sela-sela khutbahnya,
‘Wahai, umat manusia, telah datang kepada kalian satu bulan agung dan penuh keberkahan. Bulan dimana di dalamnya terdapat satu malam yang kemuliaannya melampaui kebaikan seribu bulan. Allah swt. menjadikan puasa menjadi ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap mukallaf. Ibadah yang dilaksanakan pada malam hari (bulan itu) menjadi kesunahan.
Barang siapa mendekat kepada Allah swt. (dengan melakukan satu amal kebaikan saja) pada bulan ini, maka dia seolah-olah melaksanakan ibadah wajib pada bulan lain. Dan barangsiapa melakukan suatu kewajiban di bulan ini, maka dia seolah-olah melaksanakan 70 kewajiban pada bulan lainnya. Bulan ini juga menjadi momentum untuk melatih kesabaran yang balasannya adalah surga.
Bulan penuh kebahagiaan. Bulan di mana rezeki orang mukmin akan dilipatgandakan oleh Allah swt. Bulan yang jika kita memberi hidangan (untuk berbuka puasa) kepada orang lain, maka Allah akan mengampuni seluruh dosa kita; membebaskan kita dari neraka; serta menganugerahkan, kepada kita, pahala yang setara dengan orang yang berpuasa.’
Setelah mendengar penjelasan dari Rasulullah saw., para Sahabat pun bertanya, ‘Wahai, Rasulullah, kami semua belum tentu memiliki sesuatu yang dapat disajikan untuk orang yang berpuasa.’
Mendengar tanggapan tersebut, Rasulullah saw. lantas menjawab, ‘Allah swt. memberikan pahala yang agung ini kepada orang yang bersedia memberikan sesuatu kepada orang yang berpuasa, walaupun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air.
Bulan itu, bulan yang permulaannya berupa rahmat, pertengahannya berupa ampunan, dan akhirnya berupa kebebasan dari neraka. Jika seorang juragan mau berlapang dada dengan meringankan tugas budaknya pada bulan tersebut, Allah akan mengampuni dosa-dosanya, serta membebaskannya dari siksa api neraka.’
Sebagai penutup, Rasulullah saw. berpesan kepada para sahabat,
‘Perbanyaklah empat perkara pada bulan ini, yakni dua perkara—yang dengannya—kalian rida kepada Tuhan kalian; dan dua perkara yang kalian tidak mampu terlepas darinya.
Dua perkara yang awal, ialah bersaksilah bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan mintalah ampunan-Nya. Sedangkan dua perkara yang terakhir, ialah mohonlah agar dimasukkan ke dalam surga-Nya dan mintalah perlindungan dari neraka.
Barang siapa memberi seteguk air untuk berbuka puasa kepada orang lain, maka Allah akan memberinya minum yang bersumber dari telagaku. Dan, siapa saja yang ditakdirkan bisa minum dari telagaku, maka dia tidak akan pernah merasa kehausan sampai ia berhasil masuk ke dalam surga.’”
***
Bulan Ramadan akan segera tiba. Kedatangan tamu mulia memang menjadi kesempatan untuk memetik banyak keberkahan darinya. Ibarat kedatangan kiai atau ulama besar, setiap santri pasti ingin memberi jamuan terbaik untuknya. Semoga dalam Ramadan kali ini, kita bisa menyambutnya dengan kesucian diri dan mengisinya dengan amal-amal saleh. Amin.
Rujukan:
1. Syahr Ramadhan, karya Syekh Dr. Abdul Halim Mahmud
Editor: Syafil Umam
*Artikel kerja bakti Pondok Pesantren Bahrul Ulum Putra (Induk) dan Zawaya.id